Sebagai seorang ayah, kampiun Mohammad Ali
memberikan pendidikan moral kepada anaknya dengan berbagai cara. Salah
satunya melalui dongeng kisah-kisah menarik. Sudah banyak dongeng yang
meluncur dari mulut Ali, namun ada satu kisah yang senantiasa
diulang-ulang sehingga membuat putrinya, Hana Ali, selalu teringat
sampai dewasa. Inilah ceritanya.
Di sebuah negeri, Baginda Raja merasakan bahwa salah seorang budak
istana yang bernama Dulah adalah manusia yang baik. Dulah kemudian
diangkat menjadi pelayan istana dan diberi baju-baju bagus.
Mengetahui hal itu, seorang pegawai istana iri hati. Ia menyelidiki
semua tingkah laku Dulah, sampai akhirnya mendapat petunjuk bahwa
pembantu baru tersebut melakukan tindak kriminal. Buktinya, setiap hari
Dulah membawa sebuah kantung dan masuk ke gudang harta. Beberapa saat
kemudian ia keluar membawa kantung yang sama. Demikian dilakukan Dulah
setiap hari. Sang pegawai istana lantas melaporkan bahwa Dulah mencuri.
Hari berikutnya, diam-diam raja bersembunyi di dalam gudang untuk
membuktikan sendiri laporan pegawainya. Benarlah! Seperti biasanya pagi
itu Dulah masuk gudang. Ia membuka bungkusan dan mengeluarkan pakaian
kumalnya semasa menjadi budak, lalu memakainya. Sambil berdiri di depan
cermin, ia berkata kepada “budak” di cermin, “Hai, Dulah, ingatlah kamu
pernah menjadi budak. Jangan sekali-kali melupakan hal itu. Bersyukurlah
atas keberuntunganmu.”
Dengan menahan haru, Sang Raja mendekati Dulah, “Sudah sejak lama
saya menyadari, kamu adalah manusia berbudi luhur. Saya adalah raja,
namun justru kamu yang memiliki hati raja.”